Investasi Apartemen di Indonesia Lebih Menguntungkan
Pengamat properti Panangian Simanungkalit mengatakan, sebagai investasi memiliki apartemen di Indonesia lebih menguntungkan dibandingkan negara tetangga Singapura."Kalau mau hitung-hitungan yield (imbang hasil) investasi di Indonesia bisa 9-10%, sementara di Singapura hanya 2,8-3%," kata Panangian yang juga Direktur Eksekutif Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) di Jakarta, Selasa (3/6).
Panangian yang ditemui dalam peluncuran tower ke-4 Kemang Village mengatakan, kalau ada masyarakat Indonesia yang investasi di Singapura sebenarnya keliru karena dari sisi investasi lebih menguntungkan di Indonesia.
Menurut Panangian, meski yield di Indonesia tinggi, tetapi kalau melihat harga jual masih lebih murah dibanding Singapura, Harga jual apartemen di Indonesia maksimal Rp15 juta per meter persegi, sementara Singapura bisa Rp200 juta.
Bahkan menurut Panangian, pasar apartemen premium (segmen atas) berdasarkan survei AC Nielsen mencapai 15% atau berarti sekitar 15 juta yang menjadi target potensial.
Saat ini produk premium yang ada di pasar masih sangat terbatas, seperti yang diluncurkan PT. Bakrieland Development Tbk, Tan Kian, dan kelompok Lippo melalui Kemang Village.
Panangian mengatakan, pasokan apartemen premium saat ini masih sangat terbatas, hanya 3.000 unit per tahun. Sehingga apabila Kemang Village memasarkan 250 unit seharusnya dapat terjual dalam waktu tiga bulan.
"Kalau tidak bisa terjual habis dalam waktu tiga bulan berarti ada yang salah dengan pemasarannya," katanya.
Terkait dengan kenaikan BBM, Panangian mengatakan, pengalaman menunjukkan pasar premium tidak akan terpengaruh. Sebagai contoh belanja properti di luar negeri bisa mencapai 55.000 unit atau senilai Rp90 triliun.
Sehingga apabila apartemen dipasarkan dengan harga Rp1,2 triliun dipastikan tidak akan terpengaruh kenaikan BBM. Apalagi di Singapura masyarakat Indonesia yang memiliki apartemen mencapai nilai Rp10 triliun.
Lippo Group mengembangkan apartemen supermewah TheTiffany setinggi 42 lantai di kawasan superblok Kemang Village (tower ke-4) dengan nilai proyek mencapai Rp500 miliar.
Direktur Lippo Group, Jopy Rusli, mengatakan Tiffany ditargetkan selesai sebelum akhir 2010 dengan jadwal serah terima September 2010
No comments:
Post a Comment